BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak
informasi
yang dikandung suatu laporan keuangan. Sebagaimana diketahui laporan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Jika informasi ini disajikan dengan benar, informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan yang dilaporkan tersebut. Untuk menganalisis laporan keuangan maka diperlukan penguasaan terhadap:
yang dikandung suatu laporan keuangan. Sebagaimana diketahui laporan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Jika informasi ini disajikan dengan benar, informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan yang dilaporkan tersebut. Untuk menganalisis laporan keuangan maka diperlukan penguasaan terhadap:
1.
Cara menyusun laporan keuangan itu (proses
akuntansi)
2.
Konsep, sifat, karakteristik laporan keuangan
atau akuntansi itu
3.
Teknik analisisnya
4.
Segmen, dan sifat bisnis itu sendiri, serta
situasi lingkungan ekonomi baik internasional maupun nasional.
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang
akan dibahas adalah:
1.
Apa itu analisis laporan keuangan?
2.
Apa yang menjadi objek analisis laporan keuangan?
3.
Apa yang menjadi
tujuan analisis laporan keuangan?
4.
Bagaimana metode analisis laporan keuangan?
5.
Adakah keterbatasan dalam analisis laporan keuangan?
6.
Adakah kelemahan dari analisis laporan keuangan?
C. Tujuan
Tujuan kami memaparkan makalah ini adalah:
1.
Mengetahui apa itu
analisis laporan keuangan.
2.
Mengetahui objek analisis laporan keuangan.
3.
Mengetahui tujuan dari analisis laporan keuangan.
4.
Mengetahui metode analisi laporan keuangan.
5.
Mengetahui keterbatasan dalam analisis laporan keuangan.
6.
Mengetahui kelemahan dari analisis laporan keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu analisis dan
laporan keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini, kita dapat
menjelaskannya dari arti masing-masing kata. Kata analisis adalah memecahkan
atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan
keuangan adalah Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas (Dana). Kalau dua pengertian
ini digabungkan, analisis laporan keuangan berarti:
“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang
mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif
maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan
lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang
tepat”.
Menurut Bernstein (1983:3):
“Analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik
analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu
ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses
pengambilan keputusan”.
Di sini kegiatan analisis laporan keuangan berfungsi untuk
mengonversikan data yang berasal dari laporan sebagai bahan mentahnya menjadi
informasi yang lebih berguna, lebih mendalam, dan lebih tajam, dengan teknik
tertentu. Analisis laporan keuangan ini memaksimalkan informasi yang masih
relative sedikit menjadi informasi yang lebih luas dan akurat. Hasil analisis
laporan keuangan akan dapat membongkar berbagai inkosistensi dari suatu
laporan. Sebelum melakukan analisis laporn keuangan, diperlukan langkah-langkah
atau prosedur tertentu. Langkah atau prosedur ini diperlukan agar urutan proses
analisis mudah untuk dilakukan. Adapun langkah atau prosedur yang dilakukan
dalam analisis keuangan sebagai berikut :
· Mengumpulkan
data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin untuk satu
periode maupun beberapa periode.
· Melakukan
pengukuran atau perhitungan dengan rumus-rumus tertentu, secara cermat dan
teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar-benar cepat. Rumus-rumus yang
digunakan merupakan rumus-rumus yang sudah biasa atau dengan standar yang
digunakan.
· Melakukan
perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan
secara cermat.
· Memberikan
interprestasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat.
· Membuat
laporan tentang posisi keuangan perusahaan.
· Memberikan
rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis tersebut.
Adapun jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut :
1)
Analisis perbandingan antara laporan keuangan , merupakan
analisis ini dilakukan dengan membandingkan laopran keuangan lebih dari satu
periode. Artinya minimal dua periode atau lebih. Dari analisis ini akan dapat
diketahui perubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan
atau penurunan dari maisng-masing komponen analisis. Dari perubahan ini
terlihat masing-masing kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah
ditetapkan sebelumnya.
2)
Analisis tren, merupakan
analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu.
Analisis ini dilakukan dari periode ke periode sehingga akan terlihat apakah
perusahaan mengalami perubahan yaitu naik, turun atau tetap serta berapa besar
perubahan tersebut yang dihitung dalam persentase.
3)
Analisis persentase per komponen, merupakan
analisi yang dilkakukan untuk membandingkan antara komponen yang ada dalam
suatu laporan keuangan, baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui :
· Persentase
investasi terhadap masing-masing aktiva atau terhadap total aktiva.
· Struktur
permodalan.
· Komposisi
biaya terhadap penjualan
4)
Analisis sumber dan penggunaan dana, merupakan analisis
yang dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahan dan penggunaan
dana dalam suatu periode. Analisis ini juga unutk mengetahui jumlah modal kerja
dan sebab-sebab berubahnya modal kerja perusahaan dalm suatu periode.
5)
Analisis somber dan penggunaan kas, merupakan
analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas perusahaan dan
penggunaan uang kas dalam suatu periode. Kemudian untuk mengetahui sebab-sebab
berubahnya jumlah uang kas dalam periode tertentu.
6)
Analisis rasio, merupakan
analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu
laooran keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba
rugi.
7)
Analisis laba kotor, merupakan
analisis yang dugunakan untuk mengetahui jumlah lab kotor dari period eke satu
periode. Kemudian untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya laba kotor tersebut
antara periode.
8)
Analisis titik pulang pokok disebut juga
analisis titik impas atau break even point. Tujuan dari
analisis ini adalah untuk mengetahui pada kondisi bberapa penjualan atau produk
dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Keguanaan analisi ini adalah
untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.
B.
Objek Analisis Laporan Keuangan
1.
Analisis Laba/Rugi
Analisi laba/rugi merupakan media
untuk mengetahui keberhasilan operasional perusahaan, keadaan usaha nasabah,
kemampuannya memperoleh laba, efektivitas operasinya. Disini yang menjadi
sorotan adalah:
a.
Tren penjualan
b.
Harga pokok produksi
c.
Biaya overhead
d.
Margin yang diperoleh
Poin-poin ini dapat dibandingkan dengan
rata-rata prestasi perusahaan sejenis atau perusahaan tertentu yang dianggap
sebagai saingan atau yang berprestasi baik. Namun yang perlu diingat adalah
faktor musiman, kemungkinan adanya transaksi istimewa, transaksi perushaan
induk, keadaan moneter, dan kebijakan operasional lainnyayang menyangkut biaya
dan penjualan. Kemudian dapat juga disorot mutu laba, margin laba, mana yang
paling banyak, apa penyebabnya, dan unsur-unsurnya bila perlu kalau
memungkinkan melihat hubungan antara volume dan biaya, dengan menganalisi biaya
tetap dan biaya variabel sebagaimana dipergunakan dalam analisis break even.
2.
Analisi Neraca
Analisis neraca merupakan refleksi
hasil yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu dan modal yang
digunakan untuk melaksanakan dan mencapainya. Disini disorot mutu dan kecukupan
aktiva, dan modal serta hubungan antara ketiganya, apakah ada “overstated”
antara satu dengan yang lainnya. Disana utang yang terlalu besar, atau aset
atau modal yang mubazir. Disini juga dapat dilihat fleksibelitas dana menurt
kombinasi antara hutang jangka pendek dan jangka panjang atau antara hutang
kepada pihak luar dan perusahaan seinduk atau perioritas yang harus
didahulukan. Apaka ada ketimpangan antara pembiayaan jangka pendek untuk jangka
panjang atau sebaliknya.
Dalam kerangka analisis neraca ini dapat juga
dirinci dalam analisi modal kerja. Disini dilihat sifat dan jangka waktu siklus
usaha perusahaan, kecenderungan rasio lancar dan rasio cepat, perputaran
persedian barang, periode barag dilempar, sifat-sifat persedian, periode
penagihan piutang, kelayakan pemnyisihan piutang ragu, kualitas, dan kecukupan
modal kerja misalnya dalam hal terjadinya krisi modal kerja. Semuanya bisa
dianalisis dengan melakukan perbandingan dengan periode sebelumnya atau dengan
perusahaan sejenis.
3.
Analisis arus kas
Analisi arus kas dapat menunjukkan
pergerakan arus kas dari mana sumber itu diperoleh dan kemana dialirkan.
Biasanya dalam laporan arus kas sumber dan penggunaan kas diperoleh dari tiga
sumber: operasional, pembiayaan, dan investasi. Dari struktur arus dana ini
kita lihat kemampuan dana operasional yang dipakai, dan disedot untuk modal
kerja. Arus kas dapat juga memprediksi arus kas perusahaan di masa yang akan
datang. Sementara kaitan antara ketiga laporan ini akan dapt melahirkan
informasi yang banyak misalnyadengan mengaitkan Laba/Rugi dengan Neraca akan
diketahui efektivitas sumber kekayaan yang digunakan untuk menghasilkan laba,
sumber mana yang efektif dan memberikan sumbangan terhadap perusahaan.
C. Tujuan
Analisis laporan keuangan
Analisis
laporan keuangan yang dimaksud untuk menmbah informasi yang ada dalam suatu
laporan keuangan. Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat
dikemukakan sebagai berikut.
a.
Memberikan informasi yang lebih luas, lebih
dalam daripada yang terdapat dalam laporan keuangan biasa.
b.
Menggali informasi yang tidak tampak secara
kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik
laporan keuangan (implicit).
c.
Mengetahui kesalahan yang terkandung dalam
laporan keuangan.
d.
Membongkar hal-hal yang bersifat tidak
konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan
komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang
diperoleh dari luar perusahaan.
e.
Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya
dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat dilapangan seperti
untuk prediksi, peningkatan (rating).
f.
Memberikan informasi yang diinginkan oleh para
pengambil keputusan.
g.
Menentukan peringkat(rating) perusahaan.
h.
Membandingkan situasi perusahaan dengan
perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industry normal
atau standar ideal.
i.
Memahami situasi dan kondisi keuangan yang
dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.
j.
Memprediksi potensi yang mungkin dialami
perusahaan di masa yang akan datang.
Salah satu
tugas penting akhir tahun adalah menganalisis laporan keuangan perusahaan.
Analisis ini di dasarkan pada laporan keuangan yang sudah di susun. Tujuan laporan
keuangan menurut Bernstein (1983) adalah:
a.
Screening
Analisis
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari
laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan.
b.
Understanding
Memahami
perusahaan, kondisi keuangan dan hasil usahanya.
c.
Forcasting
Analisis
digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan
datang.
d.
Diagnosis
Analisis
berlangsung untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik
dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain dalam perusahaan.
e.
Evaluation
Analisis
digunakan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan.
Disamping tujuan tersebut, analisis laporan
keuangan juga digunakan untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan.
Dengan melakukan analisis laporan keuangan, maka informasi yang dibaca dari
laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam. Hubungan satu pos
dengan pos lain akan dapat menjadi indicator tentang posisi dan prestasi
keuangan perusahaan serta menunjukkan bukti kebenaran penyusunan laporan
keuangan. Keadaan ini dapat digambarkan sebagi berikut:
D.
Metode Analisis
Ada dua cara utama untuk menganalisis laporan
keuangan:
· Analisis
horizontal yang menyediakan perbandingan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun
dalam periode yang berbeda.
· Analisis
vertikal yang merupakan cara standar untuk membandingkan perusahaan yang
berbeda.
1.
Analisis horizontal
Studi mengenai
perubahan persentase dalam lopran komparatif disebut sebagai analisis
horizontal. Perhitungan perubahan persentase dalam lopran komparatif memerlukan
dua langkah:
a.
Menghitung jumlah dolar perubahan dari periode
sebelumnya ke periodes selamjutnya
b.
Membagi jumlah dolar perubahan dengan jumlah
pada periode sebelumnya atau disebut periode dasar.
Contoh :
Google melaporkan pendapatan, bukan penjualan,
karena google menjual jasa dan bukan produk. Kita dapat menganggap pendapatan
dan penjualan bersih sebagai hal yang sama. Analisis horizontal yang
diilustrasikan untuk google Inc. Adalah sebgai berikut (jumlah dalam utaan
dola):
|
|
|
Meningkat
(menurun)
|
|
|
2004
|
2003
|
Jumlah
|
Persentase
|
Pendapatan (sama dengan penjualan bersih)
|
$3.189
|
$1.465
|
$1.723
|
117,5%
|
Penjualan meningkat drastis sebesar 117,5%
selama tahun 2004, yang dihitung sebagai berikut :
· Menghitung
perubahan jumlah dolar penjualan dari tahun 2003 hingga 2004:
2004 2003 meningkat
$3.189 - $1.466 = $1.723
· Membagi julah
dolar perubahan dengan jumlah periode dasar. Perhitungan perubahan persentase
ini adalah untuk periode berjalan :
Perubahan persentase =
= = 1,175 = 117,5 %
2.
Analisis vertikal
Analisis vertikal atas laporan keuangan
menunjukkan hubungan setiap pos dengan jumlah dasarnya, yaitu 100%. Setiap pos
lainnya pada laporan itu kemudian dilaporkan sebagai persentase dari jumlah
dasar tersebut. Untuk laporan laba rugi, penjualan besih merupakan jumlah
dasarnya. Anggaplah bahwa daalm kondisi normal laba kotor perusahaan adalah 50%
daru pendapatan. Penurunan sebesar 40% ini dapat menyebabkan perusahaan
menderita kerugian. Contoh:
Tabel
dibawa memperlihatkan analisi vertikal atas laporan laba rugi google
Inc. Dalam kasus ini
%
analisis vertikal =
GOOGLE INC.
Laporan laba rugi ( diadaptasi)
31 desember 2004
Keterangan
|
Jumlah($)
|
Total persentaase (%)
|
Pendapatan
|
3.189
|
100
|
Biaya pendapatan
|
1.458
|
45,7
|
Laba kotor
|
1.731
|
54,3
|
Beban operasi :
|
|
|
Beban
penjualan dan pemasaran
|
246
|
7,7
|
Bedan umum
dan administrasi
|
140
|
4,4
|
Beban
penelitian dan pengembangan
|
225
|
7,1
|
Beban
lainnya
|
470
|
14,7
|
Laba sebelum paka penghasilan
|
650
|
20,4
|
Beban pajak penghasilan
|
251
|
7,9
|
Laba bersih
|
399
|
12,5
|
Bagi google, presentase
analisis vertical adalah 45,7 % ($1.458/$3.189=0,457). Pada baris dibawah, laba
bersih google adalah 12,5% dari pendapatan. Angka tersebut sangatlah baik.
Peraga 17-5 menunjukkan analisis vertical atas
neraca google. Jumlah dasarnya (100%) merupakan total asset.
Analisis vertical atas neraca google
mengungkapkan beberapa hal menarik.
· Asset lancer
mencapai 81,3% dari total asset. Bagi sebagian besar perusahaan persentase ini
mendekati 30% .
· Property,
pabrik, dan peralatan hanya 11,4% dari total asset. Persentase ini rendah jika
di lihat dari sifat bisnis yang digeluti google. Operasi berdasarkan web yang
di jalankan google tidak memerlukan bangunan dan peralatan yang besar.
· Total
kewajiban hanya 11,6% dari total asset, dan ekuitas pemegang saham mencapai
88,4% dari total asset. Sebagian besar dari ekuitas google berupa modal disetor
tambahan dan laba ditahan-tanda dari perusahaan yang sehat.
E.
Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan
1.
Laporan keuangan dapat bersifat historis,
yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya, laporan
keuangan tidak dapat dianggap sebgai laporan mengenai keadaan saat ini,
karenanya akuntansi tidak hanya satu-satunya sumber informasi dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi.
2.
Laporan keuangan menggambarkan nilai harga
pokok atau nilai pertukaran pada saat terjadinya transaksi, bukan harga saat
ini.
3.
Laporan keuanganbersifat umum, dan bukan
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. Informasi disajikan untuk
dapat digunakan semua pihak. Sehingga terpaksa selalu memperhatikan semua pihak
pemakai yang sebenarnya mempunyai perbedaan kepentingan.
4.
Proses penyusuna laporan keuangan tidak luput
dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan dalam memilih alternatif
dari berbagai pilihan yang ada yang sama-sama dibenarkan tetapi menimbulkan
perbedaan angka laba maupun aset.
5.
Akuntansi tidak mencakup informasi yang tidak
material. Demikian pula, penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau
pos tertentu mungkin tidak dilaksakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh
yang material terhadap kekayaan laporan keuangan. Batasa terhadap istilah dan
jumlahnya agak kabur.
6.
Laporan keuangan bersifat konsevatif dalam
menghadapi ketidakpatian; bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang
tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang
menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. Dalam kedaan lain
disebutkan jika ada indikasi rugi maka harus dicatat tetapi jika ada indikasi
laba tidak boleh dicatat. Sehingga ada holding gain yang tidak diungkapkan.
7.
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan
istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis
akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
8.
Akuntansi didominasi informasi kuantitatif.
Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuntifikasikan
umumnya diabaikan. Namun bisa saja informasi kuantitatif dapat gambaran atau
indikasi informasi kulitatif.
9.
Perubahan dalam tenaag beli uang jelas ada
akan tetapi hal ini tidak tergambar dalam laporan keuangan.
F.
Kelemahan Analisis Laporan Keuangan
1.
Analisis laporan keuangan didasarkan pada
laporan keuangan, oleh karenanya kelemahan laporan keuangan harus selalu
diingat agar kesimpulan dari analisis itu tidak salah.
2.
Objek analisis laporan keuangan hanya laporan
keuangan. Untuk menilai suatu laporan keuangan tidak cukup hanya dari
angka-angka laporan keuangan. Kita juga harus melihat aspek lainnya seperti
tujuan perusahaan, situasi ekonomi, situasi industri, gaya manajemen, budaya
perusahaan, dan budaya masyarakat.
3.
Objek analisis adalah data historis yang
menggambarkan masa lalu dan kondisi ini bisa berbeda dengan kondisi masa depan.
4.
Jika kita melakukan perbandingan dengan
perusahaan lain maka perlu diingat beberapa perbedaan prinsip yang bisa menjadi
penyebab perbedaan angka misalnya:
a.
Prinsip akutansi
b.
Size perusahaan
c.
Jenis industry
d.
Periode laporan
e.
Laporan individual atau laporan konsolidasi
f.
Jenis perusahaan aspek profit motive atau non
profit motive
5.
Laporan keuangan hasil konsolidasi atau hasil
konversi mata uang asing perlu mendapat perhatian tersendiri karena perbedaan
bisa saja timbul Karena masalah kurs konversi atau metode konsolidasi.
6.
Kelemahan analisis rasio
Tekhnik
analisis rasio merupakan sebagian dari konsep analisis laporan keuangan.
Tekhnik analisis rasio memiliki kelemahan sebagai beriut:
a.
Rasio itu diambil dari data akutansi yang juga
memiliki sifat-sifat tersendiri yang harus diketahui,dan memerlukan tafsiran
tersendiri. Dan bukan tidak mungkin data akutansi itu sendiri mengandung data
manipulasi atau kesalahan-kesalahan lainnya. Perbedaan-perbedaan yang sama-sama
boleh dalam akutansi misalnya perbedaan metode penyusutan akan memberikan data
keuangan yang berbeda, penilaian persediaan, periode akuntansi dan lain-lain.
Kalau kita
ingin menganalisis dua perusahaan yang berbeda dan ingin membandingkannya maka
kita harus melakukan :
·
Analisis tentang prinsip akutansi yang dianut
·
Penyesuaian (rekosiliasi) atas hal-hal yang
berbeda
b.
Dalam menilai suatu rasio baik atau buruk
analisis harus hati-hati. Turn over yang tinggi belum tentu baik. Mungkin
perusahaan melakukan obral besar-besaran dan cenderung mau bangkrut atau
mungkin jenis perusahaan nya berbeda. Rasio turn over untuk supermarket berbeda
sekali dengan perusahaan dealer mobil mewah misalnya.
c.
Membandingkan dengan “industrial ratio” (yang
belum ada di Indonesia) harus hati-hati. Karena hanya trick yang digunakan
manajemen yang diperbaiki rasio.
d.
Harus juga disadari bahwa laporan keuangan
yang dianalisis tidak menggambarkan perubahan nilai uang dan tenaga belinya.
e.
Hati-hati terhadap kemungkinan bahwa adanya
window dressing, income smoothing, atau laporan konsolidasi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Analisis laporan keuangan merupakan proses dalan meneliti atau
menangani laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba/rugi, laporan
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti laporan arus kas
atau laporan arus dana) catatan dan laporan lainnya.
Laporan keuangan dapat diartikan hasil akhir dari proses akuntasi
selama tahun buku yang bersangkutan yang ditujukan kepada pihak yang
bersangkutan. Laporan keuangan dibuat dengan maksud sebagai alat komunikasidan
memberi gambaran mengenai posisi dan kondisi keuangan serta kinerja perusahaan
pada tahun yang bersangkutan.
Tujuan dari laporan keuangan itu sendiri yaitu menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan.
Analisis laporan keuangan dibutuhkan untuk memastikan segala hal
yang bersangkutan dengan posisi keuangan suatu perusahaan tetap stabil. Dan
apabila terjadi suatu kesalahan/kekeliruan akan diketahui dengan pasti.
DAFTAR PUSTAKA
Hery. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi
Aksara
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta:
Kencana
Horngern,
Charles T. 2007. Akuntansi. Jakarta:
Erlangga
0 comments :
Post a Comment